Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

Salah Daftar Ujian

Salah Daftar Ujian Sabtu, Di perjalanan pulang, Aku (Rahmad) dan temanku Dede berjalan berbarengan. Kami berdua berbincang mengenai pembahasan di sekolah tadi. Seluruh guru melaksanakan rapat untuk membuat daftar ujian semester ganjil yang akan diselenggarakan hari Senin ini. Setelah rapat selesai, guru Tata Usaha menempel daftar ujian lengkap beserta kelas dan jam masuk. Akupun mencatat semuanya begitu pula yang lain. Di perjalanan, aku menanyakan sesuatu Dede. “De, kamu ada nyatat daftar ujian kan..?” Tanyaku. “Ahh, aku mah gak usah Mad, gak perlu buat aku daftar-daftar begituan, semua udah di kepala kok..” jawab Dede dengan sedikit sombong. Akupun sedikit terheran mendengar gumaman Dede. Karena pasalnya, hampir semua murid ikut mencatat, tapi Dede malah tidak. Akupun meyakinkan dia kembali dengan menawarkan catatan daftarku untuk disalinnya. “Loh, kok gak dicatat De? Emang kamu yakin nih, bakal hapal semua daftar..? Mending nih catatan daftarku aja kamu catat sekarang, jangan sembar...

Kejujuran Bapak Tukang Becak

  Kejujuran Bapak Tukang Becak Hari menunjukkan jam 14.00, aku masih menunggu kakak untuk menjemputku ke sekolah, namun belum kunjung datang. Sekolah mulai sepi, semua orang sudah pulang. Akhirnya aku mengambil inisiatif untuk berjalan kaki saja. Sesampainya di perempatan, aku melihat seorang bapak tukang bejak, akupun menghampirinya sembari bertanya.. “Pak, bisa anterin saya ke Jl. Anggrek no. 12 gak pak..?” Tanyaku. “Oh bisa dek, silakan naik..” kamipun berangkat. Sesampainya di depan rumah, aku membayar biaya sewa dan bapak tukang becak kembali ke perempatan. Aku menanyakan dimana kakak kepada ibu, ibu bilang dia pergi ke kebun bersama bapak. Keesokan harinya, kejadian yang sama terulang lagi, sehingga aku kembali memutuskan untuk berjalan kaki lagi dan melihat bapak tukang becak yang kemaren di tempat yang sama juga. Aku kembali menggunakan jasanya untuk menghantarkanku pulang. Sesampainya di rumah dan hendak membayar, Bapak Tukang becak berkata.. “Enggak usah dibayar dek, uang...

Pentingnya Adab dan Kepribadian yang Baik

  Pentingnya Adab dan Kepribadian yang Baik Jam dinding menunjukkan pukul 13.00, artinya 30 menit lagi kelas akan pulang. Pembahasan hari ini juga hampir selesai, dan aku melihat bu guru mata pelajaran KWN (Kewarganegaraan) sudah mulai mengemaskan peralatan belajaranya dari atas meja ke dalam tas miliknya. Suasana kelas begitu senyap dan diam, bahkan suara sepeda motor dan mobil di jalanan yang jaraknya kisaran 100 meter pun terdengar cukup keras. Tiba-tiba saja, bu guru memecah keheningan kelas dengan mengajukan sebuah pertanyaan. “Anak-anak, sebelum pembelajaran berakhir, ibu ingin mengajukan pertanyaan kepada kalian semua. Menurut kalian, apakah poin paling penting dalam sebuah negara..?” Pertanyaan tersebut dilontarkannya kepada kami semua. Kemudian, temanku bernama Riska menjawab : “Pemerintah bu..” Jawabnya. Namun bu guru langsung merespon : “Salah.. ada lagi yang mau menjawab..” tanya ibu kembali. Kemudian seorang murid bernama Andi mencoba menjawab : “Rakyatnya bu..?” Kemud...

Berkat Gotong Royong

  Berkat Gotong Royong Sayup suara mikrofon dan toa terdengar terdengar jelas menuju ujung kampung. Para perangkat pemuda menginformasikan bahwasanya besok sore, akan diadakan gotong royong pembangunan selokan di ujung kampung. Namun sehabis Isya bantu malam, diadakan musyawarah terlebih dahulu. Musim hujan seperti sekarang, air selalu menggenangi daerah perbatasan karena selokan yang berumur tua disitu, sudah beberapa tahun belakangan tersumbat, sehingga air tidak mengalir dengan mulus karena tersendat sampah. Aku, teman-teman dan seluruh pemuda kampung sudah berkumpul di rumah Ketua RT, untuk merumuskan konsep gotong royong besok sore. Mulai dari peralatan yang harus dibawa serta pembagian tugas tiap masingmasing orang. “Dikarenakan musim hujan yang berkepanjangan di daerah kita, selokan di ujung kampung yang sudah lama tersumbat tidak lagi sanggup menampung volume air yang besar. Untuk itu, besok sore kita mulai memperbaikinya lagi…” Buka Pak RT. Setelah itu, beliau membagi menj...

Antara Masa Depan dan Masa Keluarga

  Antara Masa Depan dan Keluarga Ini adalah sepenggal cerita sedih pribadi saya sendiri, yang mengakhiri dunia perkuliahan karena terkendala biaya. Ini terjadi pada diri saya di awal tahun 2016 silam. Saya adalah Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Padang, dan memfokuskan diri pada jurusan Manajemen Industri. Entah kenapa, sejak kecil aku sangat mendambakan untuk bisa memegang gelar Sarjana Ekonomi. Namun semua realita tidak berjalan sesuai harapan, aku mendapati suatu kendala yang tak bisa kupungkiri, dan mengharuskanku untuk menerima semuanya dengan lapang dada. Ya, masih masalah klasik, yakni Biaya. Kendala terbesar bukan di situ, namun keadaan kesehatan sang Ayah di kampung yang kian memburuk dari hari ke hari. Keuangan yang ada semakin menipis karena totalitas dialihkan untuk biaya pengobatan beliau. Kisah bermula ketika tiba saatnya untuk membayar uang semester, yang seingat aku berjumlah Rp.1.800.000,- / 6 bulan. 1 minggu sebelum ambang pembatasan berakhi...

Ujian Akhir Semester

  Ujian Akhir Semester Hari ini adalah hari anak-anak sekolah mengikuti ujian akhir semester. Anak-anak yang sudah belajar terlihat tenang menunggu jam masuk ruangan. Namun berbeda dengan anak-anak yang tidak belajar, mereka sibuk membuat contekan untuk ujian.  "Kringg" bel sekolah sudah berbunyi artinya siswa masuk ke ruangan dan mulai mengerjakan ujian. Budi salah satu siswa yang malas, masuk ke ruangan dengan santai dan yakin. Guru yang melihat tingkahnya menjadi sangat curiga.  "Budi kamu sudah belajar?" Tanya salah satu guru. Dengan tegas Budi menjawab "sudah dong bu". Budi terlihat sangat yakin jika dirinya bisa mengerjakan soal ujian dengan benar. Saat menit-menit awal, tidak ada gerak gerik mencurigakan dari Budi. Pengawas yang melihat Budi, mencoba yakin jika Budi memang sudah belajar. Namun pada menit pertengahan, Budi mulai mencoba mengeluarkan contekan yang sudah disimpan. Ia mencoba mengeluarkan dengan hati-hati supaya tidak ketahuan oleh guru...

Kode Ujian

  Kode Ujian Kegaduhan kelas tidak terlihat sama sekali, justru ketegangan dan kesunyian yang saat ini sangat terasa. Semua itu karena saat ini sedang ada ujian di sekolah dan tentu saja ini menjadi momen remaja paling diam saat KBM. Namun percayalah itu hanya yang terlihat dari luarnya saja tetapi aslinya justru menyimpan kegaduhan yang teramat sangat dan hanya dapat dimengerti oleh siswa-siswi sekolahan. Reno sedang asik menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, semua itu ia lakukan sengaja untuk memberikan sinyal pada temannya yang ada di belakang. Dimana jarinya akan terangkat menandakan butuh jawaban dari nomor sesuai jarinya. Marta yang melihatnya mulai membaca sinyal dan berdehem “Ehem, ehem, ehem” dimana 3 kali deheman menandakan jawaban adalah C. Haikal merebahkan kepalanya pada meja sembari berusaha memasang wajah seserius mungkin untuk membuat guru pengawas tidak mencurigainya. Setelah itu Haikal menoleh ke arah kiri tempat Reno duduk sembari membuka mulutnya tanpa sua...

Cerita Remaja Sekolah

Kita Belum Jadi Apa-Apa Dio sedang berjalan mengikuti Erwin dari belakang bahkan tidak mempedulikan saat Erwin mengoceh dan meminta Dio untuk berhenti mengikutinya. Hingga akhirnya mereka akrab dan Erwin mau menerima Dio sebagai temannya sehingga saat di sekolah ataupun pulang mereka selalu bersama. Dio selalu menemani Erwin berjalan menuju rumahnya yang tidak jauh dari terminal. Erwin bilang bahwa rumah Dio searah dengan terminal dan berjalan bersama Dio lumayan tidak membuat perjalanan merasa melelahkan walaupun cukup jauh. Hal itu terus berlanjut hingga pada suatu hari Erwin merasa curiga dengan Dio yang selalu tidak mau saat Erwin hendak menemaninya menunggu angkutan. Saat itu saat Erwin seharusnya pulang justru ia memperhatikan Dio dari jauh dan benar saja semua keanehan terjawab sudah. Dio menaiki sebuah mobil pribadi mewah yang berhenti tepat di terminal. Erwin sudah curiga sejak pertama kali Dio yang seperti anak orang kaya kenapa harus naik angkutan umum. Tentu saja Erwin mara...

Hari Guru

Hari  Guru       Pada saat memperingati hari guru nasional. Kami, semua murid wajib memakai seragam dengan atribut yang lengkap, rapi dan juga bersih. Murid-murid di sekolah semua datang pukul 7 pagi, kami semua berkumpul di aula sekolah dan duduk rapi disana dan sebagian dari kami ada yang tidak kebagian dari tempat duduk, jadi mereka duduk di lantai yang di alasi oleh karpet yang tebal.     Kemudian kepala sekolah pun datang yaitu sekitar pukul 07.30 karena terjebak macet di dekat rumah nya. Maka dia pun lantas segera mengambil mc dan langsung berdiri dengan tegak di hadapan kami semua. Guru-guru yang lain kemudian duduk di barisan yang paling depan.'Pidaro beliau pun dimulai "hari ini adalah hari guru nasional itu artinya, semakin hari waktu semakin berlalu maka kalian semua siswa dan siswi harus semakin rajin selain itu kalian semua harus belajar menghormati guru". kata pak kepala sekolah sambil berdiri dengan tegak. Kami semua langsung di beri pidato y...

Hadiah Dari Ayah

  Hadiah dari Ayah Ketika sudah memasuki Sekolah Dasar (SD), ayah selalu berjanji kalau aku mendapatkan rangking 10 besar akan diberikan hadiah. Namun, saat pertama kali aku kelas 1 SD tak pernah mendapatkan rangking 10 besar, sehingga aku gagal mendapatkan hadiah. Melihat keadaanku yang murung, ayah memberikanku sebuah motivasi untuk tidak menyerah dan selalu belajar agar bisa mencapai rangking 10 besar dan hanya berada di 15 besar saja. Masuk tahun ajaran baru dan aku naik ke kelas 2 SD, di kelas ini, aku selalu ingat dengan motivasi ayah agar rajin belajar. Kemudian aku terus belajar agar bisa masuk ke 10 besar, tetapi ketika belajar aku selalu merasa lelah karena sudah belajar di sekolah dan belajar lagi di rumah. Bahkan, aku seperti merasa sia-sia ketika sudah belajar dengan sungguh-sungguh karena tetap belum bisa masuk ke 10 besar. Tak pernah berhenti, ayah selalu berusaha mengingatkanku untuk terus semangat dan tidak pernah menyerah. Ayah berkata, “coba kamu lihat waktu kela...