Kita Belum Jadi Apa-Apa
Dio sedang berjalan mengikuti Erwin dari belakang bahkan tidak mempedulikan saat Erwin mengoceh dan meminta Dio untuk berhenti mengikutinya.
Hingga akhirnya mereka akrab dan Erwin mau menerima Dio sebagai temannya sehingga saat di sekolah ataupun pulang mereka selalu bersama. Dio selalu menemani Erwin berjalan menuju rumahnya yang tidak jauh dari terminal.
Erwin bilang bahwa rumah Dio searah dengan terminal dan berjalan bersama Dio lumayan tidak membuat perjalanan merasa melelahkan walaupun cukup jauh.
Hal itu terus berlanjut hingga pada suatu hari Erwin merasa curiga dengan Dio yang selalu tidak mau saat Erwin hendak menemaninya menunggu angkutan.
Saat itu saat Erwin seharusnya pulang justru ia memperhatikan Dio dari jauh dan benar saja semua keanehan terjawab sudah. Dio menaiki sebuah mobil pribadi mewah yang berhenti tepat di terminal.
Erwin sudah curiga sejak pertama kali Dio yang seperti anak orang kaya kenapa harus naik angkutan umum. Tentu saja Erwin marah dengan Dio yang membohonginya dan mereka bertengkar cukup hebat keesokan harinya.
Saat itu ucapan Dio menyadarkan Erwin “Gue bukan mau nipu elo tapi gue benaran mau bersahabat sama elo Win” ucap Dio.
“Kenapa anak orang kaya mau main sama anak pemulung kaya gue”
Dio mendaratkan tonjokan tepat di wajah Erwin hingga ia jatuh tersungkur “Yang kaya itu orang tua gue sama yang pemulung itu orang tua elo, bukan kita. Saat ini kita belum jadi apa-apa. Gue tulus mau temenan sama elo yang juga tulus sama gue, enggak pernah manfaatin uang gue”
Erwin menangis terharu mendengar sahabatnya yang selama ini rela berbohong dan jalan jauh demi bersamanya.
Sumber : Wikipedia
Komentar
Posting Komentar